Tugas Ilmu Budaya Dasar 1 - Kebudayaan Palembang



Pengertian Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Kebudayaan Suku Palembang

Suku Melayu Palembang atau yang lebih dikenal dengan Suku Palembang adalah salah satu suku Melayu yang terletak di wilayah Kota Palembang dan sekitarnya. Suku Palembang juga merupakan salah satu kelompok etnis terdekat dari Suku Komering. Suku Palembang di Palembang semakin lama semakin berkurang, tetapi di Tepian Sungai Musi masih banyak ditemukan suku Palembang. Suku Palembang bahasanya mirip dengan Bahasa Melayu Jambi dengan Suku Melayu Bengkulu yang kata-katanya berakhiran dengan kata o.

Suku Palembang dibagi dalam dua kelompok, yaitu Wong Jeroo dan Wong Jabo. Wong Jeroo merupakan keturunan bangsawan/hartawan dan sedikit lebih rendah dari orang-orang istana dari kerajaan zaman dulu yang berpusat di Palembang. Sementara Wong Jabo adalah rakyat biasa.


PENDUDUK PALEMBANG

Penduduk Palembang merupakan etnis Melayu dan menggunakan Bahasa Melayu yang telah disesuaikan dengan dialek setempat yang kini dikenal sebagai Bahasa Palembang. Namun para pendatang seringkali menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari, seperti bahasa Komering, Rawas, Musi, Pasemah, dan Semendo. Pendatang dari luar Sumatera Selatan kadang-kadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari dalam keluarga atau komunitas kedaerahan. Namun untuk berkomunikasi dengan warga Palembang lain, penduduk umumnya menggunakan bahasa Palembang sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari Jawa, Minangkabau, Madura, Bugis dan Banjar. Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah Tionghoa, Arab dan India. Kota Palembang memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Tionghoa serta Kampung Al Munawwar, Kampung Assegaf, Kampung Al Habsyi, Kuto Batu, 19 Ilir Kampung Jamalullail dan Kampung Alawiyyin Sungai Bayas 10 Ilir yang merupakan wilayah Komunitas Arab.

Agama mayoritas di Palembang adalah Islam. Di dalam catatan sejarahnya, Palembang pernah menerapkan undang-undang tertulis berlandaskan Syariat Islam, yang bersumber dari kitab Simbur Cahaya. Selain itu terdapat pula penganut Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Pemerintah di Kota Palembang dibagi menjadi 18 kecamatan dan 107 kelurahan, kecamatan-kecamatannya yaitu:

· Alang-Alang Lebar
· Bukit Kecil
· Gandus
· Ilir Barat I
· Ilir Barat II
· Ilir Timur I
· Ilir Timur II
· Ilir Timur III
· Jakabaring
· Kalidoni
· Kemuning
· Kertapati
· Plaju
· Sako
· Seberang Ulu I
· Seberang Ulu II
· Sematang Borang
· Sukarame

Seni dan Budaya Masyarakat Melayu Palembang

Palembang dikenal sebagai kota multibudaya sebab banyak para pendatang yang memasuki wilayah ini dan tak terlepas dari sejarah tua Palembang itu sendiri. Kesenian-kesenian yang dimiliki oleh masyarakat Melayu asli Palembang adalah sebagai berikut.

- Kesenian Dul Muluk, yaitu sebuah pentas drama tradisional khas dari Palembang.

- Gending Sriwijaya, yaitu tarian yang dimainkan untuk menyambut para tamu.

- Tari Tanggai, yaitu tarian yang dimainkan dalam sebuah acara resepsi pernikahan.

- Syarofal Anam, yaitu kesenian Islami yang diperkenalkan oleh para saudagar Arab. Kesenian Islami ini menjadi populer di Kota Palembang karena diperkenalkan oleh KH. M. Akib, S. Abdullah bin Alwi Jamalullail, dan Ki Kemas H. Umar.

- Lagu-lagu daerah seperti Ribang Kemambang, Dek Sangke, Melati Karangan, Dirut, danCuk Mak Ilang.

- Rumah Limas dan Rumah Rakit, yaitu rumah adat khas Palembang.

Selain itu, masyarakat Palembang juga memiliki kain songket yang merupakan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia. Ya, kain songket Palembang yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya ini dikenal sebagai ratunya kain. Sampai saat ini, songket masih dibuat dengan cara ditenun manual dan memakai alat tenun tradisional.

Selain songket, masyarakat Melayu di Palembang pun kini sedang mengembangkan jenis tekstil baru, yaitu batik Palembang. Batik asli dari Palembang ini berbeda dengan batikdari Jawa sebab terlihat lebih ceria dengan warna-warna terang dan masih tetap mempertahankan motif-motif tradisional.



Comments

Popular posts from this blog

Honda Vario "Touring Edition"